Minggu, 04 Desember 2011

Lumbal fungsi

A. Pengertian
Adalah suatu cara pengambilan cairan cerebrospinal melalui fungsi pada daerah lumbal.
B. Tujuan
Bertujuan mengambil cairan cerebrospinal untuk kepentingan pemeriksaan/ diagnostik maupun kepentingan therapi.
C. Indikasi
a. Untuk Diagnostik
Kecurigaan meningitis
Kecurigaan perdarahan sub arachnoid
Pemberian media kontras pada pemeriksaan myelografi
Evaluasi hasil pengobatan
b. Untuk Therapi
Pemberian obat antineoplastik atau anti mikroba intra tekal
D. penatalaksanaan
1. persiapan pasien
• Memberi penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang lumbal fungsi meliputi tujuan, prosedur, posisi, lama tindakan, sensasi-sensasi yang akan dialami dan hal-hal yang mungkin terjadi berikut upaya yang diperlukan untuk mengurangi hal-hal tersebut.
• Meminta izin dari pasien/kelurga dengan menandatangani formulir kesediaan dilakukan tindakan lumbal fungsi.
• Meyakinkan klien tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. posedur pelaksanaan
• Posisi pasien lateral recumbent dengan bagian punggung di pinggir tempat tidur.
• Pilih lokasi pungsi.
• Dokter mengenakan masker, tutup kepala, pakai sarung tangan dangaun steril.
• Desinfeksi kulit degan larutan desinfektans dan bentuk lapangan sterildengan duk penutup.
• Anesthesi kulit dengan Lidokain atau Xylokain, infiltrasi jaringan lebihdapam hingga ligamen longitudinal dan periosteum
• Tusukkan jarum spinal dengan stilet didalamnya kedalam jaringan subkutis.
• Tusukkan jarum kedalam rongga subarachnoid dengan perlahan-lahan,sampai terasa lepas.
• Bila akan mengetahui tekanan CSF, hubungkan jarum lumbal denganmanometer pemantau tekanan, normalnya 60 – 180 mmHg dengan posisi pasien berbaring lateral recumbent.
• Anjurkan pasien untuk bernafas secara normal, hindarkan mengedan.
• Untuk mengetahui apakah rongga subarahnoid tersumbat atau tidak,petugas dapat melakukan test queckenstedt dengan cara mengoklusi salah satuvena jugularis selama I\10 detik. .
• Tampung cairan CSF untuk pemeriksaan.
• Bila lumbal pungsi digunakan untuk mengeluarkan cairan liquor pada pasiendengan hydrocepalus berat maka maksimal cairan dikeluarkan adalah 100 cc.m.


2. ANGIOGRAFI
A. Pengertian
Angiography adalah pencitraan pembuluh darah menggunakan air-larut ionik atau nonionik media kontras sinar X disuntikkan ke dalam aliran darah arteri (arteriografi) atau vena (Venography).
B. Tujuan
1. Untuk mendeteksi problem pada pembuluh darah yang ada di dalam atau yang menuju otak (contohnya, aneurysma, malformasi pembuluh datah, trombosis, penyempitan atau penyumbatan)
2. Untuk mempelajari pembuluh darah otak yang letaknya tidak normal (karena tumor, gumpalan darah, pembengkakan, spasme, tekanan otak meningkat, atau hydrocephalus)
3. Untuk menentukan pemasangan penjepit pembuluh darah pada saat pembedahan dan untuk mencek kondisi pembuluh tersebut.
C. Indikasi
1. Penyakit koroner
• Serangan angina baru
• Angina tidak stabil
• Iscemia tidak tampak
- TMT(Treadmill Test positif)
• Nyeri dada
2. Infark miocard
• Angina tidak stabil post infark
• Gagal thrombosis
• Shock
• Komplikasi mekanik
3. Evaluasi :
a) Post operasi CABG (Coronary Bypass Graff)
b) Post PTCA
c) Penelitian
D. Penatalaksanaan
1. Persiapan Pasien
• Pasien biasanya di puasakan 4 – 6 jam sebelum tindakan dan dilakukan pemeriksaan lab ( Hb, Ht, ureum, creatinin)
• Berikan penjelasan tentang tindakan / prosedur yang akan dilakukan, tehnik batuk, nafas dalam dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama tindakan berlangsung
2 . Prosedur pelaksaanaan
1. Pasien masuk ruang tindakan
2. Dilakukan perekaman EKG (Elektrokardiografi) 12 lead
3. Preparasi daerah yang akan dilakukan pungsi bila FEAR(Femoral arteri right) bersihkan daerah inguinalis kanan dan kiri dengan betadin 10%secara aseptik dan anti septik
Bila di radialis / brakialis bersihkan dengan betadin 10% daerah sekitarnya .dengan teknik aseptic dan antiseptik.
4. Tutup daerah ,tusukan dengan duk.lubang,daerah dada dan perut dengan laken dan daerah extremitas bawah dengan laken besar,semua dalam keadaan steril.
5. Dilakukan anestesi lokal dahulu ,dengan lidocain 2 % kemudian dibuat sayatan /luka kecil.
6. Dilakukan pungsi FEAR , masukan J wire / pendek.
7. Setelah J wire pendek masukan sheath jarum dicabut wire dipertahankan pada pembuluh darah, kemudian sheath masuk bersama introduser J wire pendek, dicabut
8. Spoel sheath dengan NaCL + heparin 2500 iu, sebelumnya .aspirasi ,spoul sampai bersih.
9. Masukan kateter JUDKIN RIGHT 4. 6 F .yang didalam nya sudah ada J wire panjang. masukan sampai + 1/3 bawah lutut dan tahan wire.
10. Bila kateter sudah sampai di sinus valsava, dorong wire panjang pada saat sistolik supaya masuk ke LV(Left Ventrikel),setelah masuk LV tarik wire panjang .saambung dengan three way aspirasi sedikit kemudian di lakukan pengukuran dan pullback kateter untuk mengukur gradien .
11. Bila kateter sudah masuk ke muara RCA(Right Coronary Arteri)
12. Dilakukan kororanografi dengan posisi RAO(Right Anterior Obliqe) 300 dan LAO(Left Anterior Obliqe) 400, CRANIAL 150 – 200.
13. Cabut cartheter dan ganti dengan JUDKIN LEFT 4 6 F.
14. Lakukan pengambilan gambar

3. CT scan otak
A. Pengertian
CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak.
B. Tujuan
Menemukan patologi otak dan medulla spinalis dengan teknik scanning/pemeriksaan tanpa radioisotop
C. Indikasi
Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses
Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.
Brain contusion
Brain atrofi.
Hydrocephalus.
Inflamasi.
D. Penatalaksanaan
• Persiapan pasien
o Pasien dan keluarga sebaiknya diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan.
o Pasien diberi gambaran tentang alat yang akan digunakan.
o Bila perlu dengan menggunakan kaset video atau poster, hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian kepada pasien dengan demikian menguragi stress sebelum waktu prosedur dilakukan.
• Prosedur pelaksanaan
o Posisi terlentang dengan tangan terkendali.
o Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner.
o Dilakukan pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari beberapa sudut yang dicurigai adanya kelainan.
o Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-45 menit.
o Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan komputer.
o Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar dengan memakai protektif lead approan.
o Sesudah pengambilan gambar pasien dirapihkan.

4. Magnetic Resonansi Imaging (MRI)
A. Pengertian
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu alat kedokteran di bidang pemeriksaan diagnostik radiologi yang menghasilkan rekaman gambar potongan penampang tubuh atau organ manusia dengan menggunakan medan magnet berkekuatan antara 0,064 – 1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hydrogen. Selain itu juga untuk menemukan jumlah kandungan air dalam strukturgeologi. Biasa digunakan untuk menggambarkan secara patologi atau perubahan fisiologi otot hidup dan juga memperkirakan ketelusan batu kepada hidrokarbon
B. Tujuan
1) MRI digunakan untuk berbagai tujuan diagnosis.
2) Untuk mendapatkan informasi tentang organ yang tidak didapatkan dari pemeriksaan atau pencitraan yang lain, termasuk: foto sinar-x, ultrasonografi dan CT scan.
3) Selama pemeriksaan MRI akan memungkinkan molekul-molekul dalam tubuh bergerak dan bergabung untuk membentuk sinyal-sinyal. Sinyal ini akan ditangkap oleh antena dan dikirimkan ke komputer untuk diproses dan ditampilkan di layar monitor menjadi sebuah gambaran yang jelas dari struktur rongga tubuh bagian dalam.
C. Indikasi
1) Untuk pemeriksaan otak dan saraf tulang belakang.
2) Jaringan lunak (otot).
3) Persendian (tendon, ligament, tulang rawan).
4) Monitoring kelainan pada tulang belakang dari tulang leher sampai tulang ekor dalam sekali pembuatan.
5) Monitoring kelainan pada pembuluh darah & stroke.
6) Memeriksa organ dalam tubuh seperti ginjal, liver, reproduksi wanita, prostat, dan pembuluh darah dalam sistem sirkulasi.
D. Penatalaksanaan
• Persiapan pasien
o Pasien tetap boleh melakukan aktifitas rutin serta makan dan minum obat seperti biasa.
o Khusus untuk pemeriksaan saluran empedu (MRCP), dan abdomen pasien perlu berpuasa selama 6 jam sebelum pemeriksaan, sedangkan khusus untuk pemeriksaan reproduksi wanita pemeriksaan dilakukan 10 hari setelah menstruasi dan puasa 5 jam.
o Pasien diminta untuk melepas semua barang - barang yang terbuat dari logam yang dapat dipengaruhi oleh medan magnet maupun elektronik, seperti : perhiasan, jam tangan, kaca mata, gigi palsu, alat bantu dengar, handphone, kartu kredit, kartu ATM, dompet dan sebagainya. Barang - barang tersebut dapat menginterferensi gambar yang terjadi sehingga dapat mempengaruhi
• Prosedur pelaksanaan
o Pasien berbaring terlentang dengan posisi kedua tangan disamping badan.
o Meja MRI akan bergerak maju kedalam posisi medan magnet yang tepat.
o Pasien akan mendengar suara dari gelombang radio frekwensi, seperti suara ketukan selama jalannya pemeriksaan.
o Selama pemeriksaan MRI, pasien akan selalu dibawah pengawasan petugas,dan dapat langsung berkomunikasi dengan petugas MRI.
o Pasien akan diberi bel di tangan, dan dapat ditekan untuk memanggil petugas MRI, atau mengalami kondisi yang kurang nyaman.
o Pada umumnya pemeriksaan MRI membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Setelah pemeriksaan MRI selesai, pasien dapat melakukan aktifitas normal seperti biasa.
5. Elektro Encephalografi (EEG)
A. Pengertian
Adalah suatu cara untuk merekam aktifitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh.
B.Tujuan
o Seluruh korteks serebri merupakan medan listrik yang mencerminkan adanya gaya listrik yang diproduksikan pada ujung-ujung dendrit, sebagai fenomena potensial aksi neuron-neuron yang disalurkan ke dendrit-dendrinya di korteks serebri. Potensial neuron pada setiap waktu berbeda-beda sehingga potensial dendrit pada korteks selalu berubah-ubah juga
C.Indikasi
a) Penderita dicurigai atau dengan epilepsy
b) Membedakan kelainan otak organic
c) Mengidentifikasi infark pembuluh darah atau adanya lesi (Tumor, hematom, abses)
d) Diagnosa retardasi mental atau over dosis obat
e) Menentukan kematian jaringan otak
D. Penatalaksanaan
1.Persiapan Pasien
o Penderita diberitahu hal-hal yang akan dilakukan. EEG akan dikerjakan di ruangan yana aman (Laboratory diagnostic) oleh tekhnisian EEG. Di dalam ruang penderita akan dipasang elektroda sebanyak 16-24 denagn pasta. Elektroda yang kecil tersebut akan dihubungkan dengan mesin EEG. Tunjukan melalui gambar atau video casste bila memungkinkan.
o Menganjurkan kepada pasien untuk membebaskan rasa gelisa selam 45-60 menit, pemasangan alat bukan merupakan alat yang berbahaya.
o Melakukan pendekatan kepada pasien untuk mengurangi kemungkinan terjadinya stres, kecemasan atau gemetara akibat pemasangan elektroda.
o Menjelaskan kepada pasien bahwa pada waktu pemeriksaan harus dalam keadaan relaksasi sempurna, duduk atau tiduran dengan tanpa getaran sedikitpun sehingga mendapatkan hasil yang baik.
2.Prosedur Pelaksanaan
• Posis pasien berbaring, ciptakan suasana sedemikian rupa sehingga nyaman bagi pasien.
• Petugas EEG menempelkan 16-24 elektroda pada lokasi yang spesifik pada kulit kepala serta menghubungukannya melalui kawat peghubung ke mesin/alat EEG.
• Pencetakan garis dasar (Gambar dasar) dihasilkan
6. Elektromiografi
A Pengertian
Elektromiografi (EMG) adalah teknik untuk mengevaluasi dan rekaman aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot rangka.
B Tujuan
1) Membantu membedakan antara ganguan otot primer seperti distrofi otot dan gangguan sekunder.
2) Membantu menentukan penyakit degeneratif saraf sentral.
3) Membantu mendiagnosa gangguan neuromuskuler seperti myestenia gravis.
C Indikasi
1) Mendiagnosa adanya kelainan otak
2) Gangguan induksi neuromuscular
D Penatalaksanaan
• Persiapan pasien
o Menginformasikan kepada pasien seluruh pemeriksaan prosedur ini akan menyebabkan gangguan rasa nyaman sementara, khususnya bila paien sendiri bila di beri rangsangan listrik.
o Pastikan bahwa pasien tidak menggunakan obat-obat depresan atau sedatif 24 jam sebelum prosedur.
o Cegah terjadinya syok listrik.
o Mengurang rasa takut dan rasa sakit.
• Prosedur pelaksanaan
o Prosedur dapat dilakukan disamping tempat tidur atau di ruangan tindakan khusus
o Elektrode di tempatkan pasa syaraf-syaraf yang akan di periksa.
o Dimulai dengan dosis kecil rangsangan listrik melalui elektrode ke saraf dan otot, apabila konduksi pada syaraf selesai maka otot akan segera berkontraksi.
o Untuk mengetahui poensial otot di gunakan macam-macam jarum elektroda dari nomor 1,3-7,7 cm.
o Pasien mungkin di anjurkan untuk melakukan aktivitas untuk mengukur potensial otot selama kontraksi minimal dan maksimal.
o Derajat aktivitas saraf dan otot di rekam pada osiloskop dan akan memberikan gambaran grafik yang dapat di baca.
o Perawat berusaha memberikan rasa nyaman dan memantau daerah penusukan terhadap kemungkinan terjadinya hematoma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar