Minggu, 04 Desember 2011

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTROPI PROSTAT

1. Defenisi
Hipertropi Prostat adalah pembesaran dari kelenjar prostat yang disebabkan oleh bertambahnya sel-sel glandular dan interstitial yang menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan gangguan aliran urine, dan kebanyakan terjadi pada umur lebih dari 50 tahun.
Hipertropi dari kelenjar periuretral ini kemudian mendesak jaringan prostat yang asli ke penfer dan menjadi kasus.
2. Etiologi
Ada beberapa teori yang mengemukakan penyebab terjadinya hipertropi prostat antar lain :
1. Teori sel Stem ( Isaacs 1984,1987 )
Berdasarkan teori ini jaringan prostat pada orang dewasa berada pada keseimbangan antara pertumbuhan sel dan sel yang mati.Keadaan ini disebut Steady State. Pada jaringan prostat terdapat sel stem yang dapat berproli serasi lebih cepat sehingga terjadi hiperplasia kelenjar penuretral.
2. Teori Mc Neal ( 1987 )
Menurut Mc Neal pembesaran prostat jinak dimulai dari zona transisi yang letaknya sebelah proksimal dan spinater eksternal pada kedua sisi verumen tatum di zona periuretral.
3. Teori Di Hidro Testosteron ( DHT )
Testosteron yang diohasilkan oleh sel leyding jumlah testosteron yang dihasilkan oleh testis kira-kira 90 % dari seluruh produksi testosteron. Sedang yang 10 % dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Sebagian besar testosteron dalam keadaan terikat dengan protein dalam bentuk serum.
Bendung hormon ( SBH ) sekitar 20 % testosteron berada dalam keadaan bebas dan testosteron bebas inilah yang memegang peranan peranan dalam proses terjadinya pembesaran prostat testosteron bebas dapat masuk ke dalam sel prostat dengan menembus membran sel ke dalam sitoplasma sel prostat sehingga membentuk DHT heseplar kompleks yang akan mempengaruhi asam RNA yang menyebabkan terjadinya sintyesis protein sehingga dapat terjadi profilikasi sel
3. Faktor resiko
Pada umumnya terjadi pada pria yang berusia di atas 50 tahun dan mencapai puncak pada usia 80 tahun dan jarang terjadi pada usia di bawah 40 tahun.
4. Manifestasi klinik
Terbagi 4 grade yaitu
1. Pada grade I ( Congstic )
a. Mula-mula pasien berbula-bulan atau bertahun-tahun susah kencing dan mulai mengedan.
b. Kalau miksi merasa puas.
c. Urine keluar menetes dan puncuran lemah.
d. Nuctruria.
e. Urine keluar pada malam hari lebih dari normal.
f. Ereksi lebih lama dari normal dan libida lebih dari normal.
g. Pada Citoscopy kelihatan hiperemia dan orifreum urether internal lambat laun terjadi varises akhirnya bisa terjadi pendarahan (blooding).
2. Pada Grade 2 (residual)
a. bila miksi terasa panas
b. nisoria nocturi bertambah berat
c. tidak dapat buang air kecil ( kencing tidak puas )
d. Bisa terjadi infeksi karena sisa air kencing
e. Tejadi panas tinggi dan bisa meninggal
f. Nyeri pad daerah pinggang dan menjalar keginjal.
3. Pada grade 3 ( retensi urine )
a. Ischuria paradorsal
b. Incontinential paradorsal
4. Pada grade 4
a. Kandung kemih penuh.
b. Penderita merasa kesakitan.
c. Air kencing menetes secara periodik yang disebut overflow incontinential.
d. Pada pemeriksaan fisik yaitu palpasi abdomen bawah untuk meraba ada tumor kerena bendungan hebat.
e. Dengan adanya infeksi penderita bisa meninggal dan panas tinggi sekitar 40-41 C.
f. Kesadaran bisa menurun.
g. Selanjutnya penderita bisa koma
5. Nyeri perineum
6. Obstruksi rektal
7. Gangguan saraf akibat fraktur atau penekanan patalogis pada tulang belakang
5. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan eliminasi retensi urine berhubungan dengan obstruksi mekanik pembesaran prostat, dekompensasi otot destrusor, ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontruksi dengan adekuat ditandai frekuensi keraguan berkemih, ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih, distensi kandung kemih.
2. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa , ditandai : keluhan nyeri meringis, gelisah.
3. Resiko kekurangan kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan tubuh secara tidak normal, seperti pendarahan melalui kateter, muntah .
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, kemungkinan prosedur bedah di tandai : peningkatan tekanan,ketakutan, kekhawatiran.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakitnya ditandai : klien sering menanyakan tentang keadaan penyakitnya
6. Komplikasi
1. Pendarahan
2. Incontinential.
3. Batu kandung kemih
4. Retensi urine
5. Impotensi
6. Epidemis.
7. Haemoroid,hernia,prolaps,rektum akibat mengedan
8. Infeksi saluran kencing di sebabkan karena kateteriasasi
9. Hidronefrosis

7. penatalaksanaan
a. pembesaran prostat derajat sedang dapat tidak diterapi atau diterapi dengan obat obat yang memperkecil ukuran prostat atau melemahkan otot otot kandung kemih hal ini dapat memperbaiki aliran urine.
b. Mungkin diperlukan tindakan bedah untuk mengangkat jaringan hiperplastik agar urine dapat lewat secara adekuat.
c. Mungkin dapat dipasang kateter permanen pada orang yang tidak ingin atau tidak dapat dioperasi .
d. Dianjurkan pemeriksaan rektum dengan jari setiap tahun dan pemeiksaan antigen spesifik prostat (prostate spesifik antigen PSA). Untuk mengidentifikasi keganasan yang dapat muncul dan sel sel hiperplastik.
8. Asuhan keperawatan
A. PENGKAJIAN
1. sirkulasi – peningkatan tekanan darah (efek pembesaran ginjal)
2. Eliminasi
– penurunan kekuatan /dorangan aliran urine
– keragu-raguan berkemih awal.
– Ketidak mampuan mengosongkan kandung kemih
– Nukturia, Disuria Dan Hematurioa
– ISK berulang, riwayat batu (stetis urine)
– Konstipasi
– Massa pada dibawah abdomen.
– Nyeri tekan kandung kemih.
– Hernia ingiunalis
3. Makanan dan Cairan
- Anoreksia, mual, muntah
- Penurunan berat badan
4. Nyeri
- nyeri supra pubis
- nyeri panggul,punggung bawah.
5. kecemasan : demam
6. seksualisasi
- Takut incontunesia atau menetes selama hubungan seksual
- Penurunan kontruksi ejakolansi
- Pembesaran, nyeri tekan pada prostat.
7. Pemeriksaan Diagnostik
- urinalisa sistoritgrafi
- kultur urine sistogram
- sitologi urine sistooretrosikopi
- BUN/kreatinin Sistometri
- IVP vetrasoond transickral

B. Dianosa keperawatan.,intervensi dan rasional
NDX 1 :
Gangguan eliminasi retensi berhubungan dengan abstruksi mekanik,pembesaran prostat,dekonpensasi otot destrossor.
Tujuan :
- berkemih dengan jumlah yang cukup tak teraba disertai kandung kemih.
- Menunjukkan residu pasca berkemih kurang dari 50 ml dengan tak adanya tetesan/kelebihan aliran.
Intervensi
1. Dorong klien untuk berkemih tiap 2 sampai 4 jam.
Rasional : meminimalkan retensi urine berlebihan pada kandung kemih.
2. Observasi aliran urine . Perhatikan ukuran dari kekuatan
Rasional: berguna untuk mengevaluasi obstruksi dan piulihan intervensi
3. Awasi dan catat waktu,jumlah tiap berkemih.
Perhatikan penurunan pengeluaran urine dan perubahan berat jenis .
Rasional: retensi urinr meningkatkan tekanan dalam saluran perkemihan bagian atas yang dapat mempengaruhi ginjal.
4. Anjurkan untuk minum air 3000 ml/hari
Rasional: peningkatan aliran cairan mempertahankan perfusi ginjal dan membersihkan ginjal, kandung kemih dari pertumbuhan bakteri.
5. lakukan kateterisasi dan perawatan parianal
Rsaional: menurunkan resiko infeksi asendens
6. Kolaborasi pemberian
 Obat anti spasmodik
 Sipasitoria rektal
 Antibiotik
NDX 2
Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa, distensi kandung kemih,kolik ginjal,infeksi urinaria.
Tujuan :
- Melaporkan nyeri hilang / terkontrol
- Tampak rileks.
- Mampu untuk tidur/istirahat dengan tepat
Intervensi
1. Kaji tingkat nyeri
Rasional: memberi informasi dalam keefektifan intervensi
2. Plester selang drainase pada paha dan keteter pada abdomen
Rasional: mencegah penarikan kandung kemih dan erosi pertemuan penis skrotal.
3. Pertahankan tirah baring
Rasional: mungkin diperlukan pada awal retensi akut namun ambulasi dini dapat memperbaiki pola berkemih normal.
NDX 3
Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan drainase kandung kemih yang terlalu distensi secara kronik.
Tujuan :
- mempertahankan hidrasi adekauat dibuktikan oleh tanda vitat stabil,nadi perifer teraba,pengisian kapiler baik membran mukosa lembab
Intervensi
1. Awasi output cairan tiap jam dan catat pengeluaran urine
Rasional: Diuresis cepat dapat mengakibatkan kekurangan volume total cairan karena tidak cukupnya jumlah natrium diabsorpsi dalam tubulus ginjal.
2. Anjurkan infek oral berdasarkan kebutuhan individu
Rasional: hemostatis, pengurangan cadangan dan peningkatan resiko dehidrasi hipopolemik
3. Awasi tekanan darah dan nadi obserfasi pengisian kafiler dan membran mukosa oral.
Rasional : deteksi dini adanya hipopolemik sistem
4. Kolaborasi
Pemberian cairan IV ( menggantikan cairan dan natrium yang hilang untuk mencegah / memperbaiki hipopolemik.
NDX 4
Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan kemungkinan prosedur bedah.
Tujuan:
- Tampak rileks
- Melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangani
- Menyatakan pengetahuan yang akurat tentang situasi
Intervensi
1. Bina hubungan saling percaya pada pasien atau keluarganya selalu ada di dekat pasien.
Rasional: menunjukkan perhatian dan keinginan untuk membantu
2. Berikan informasi tentang prosedur dan tes khusus dan apa yang akan terjadi contoh; kateter urine berdarah
Rasional: membantu pasien maemahami tujuan dari apa yang dilakukan dan mengurangi masalah kesehatan karena ketidaktahuan termasuk ketakutan akan kanker
3. Dorong pasien/orang terdekat untuk menyatakan masalah
Rasional: mendefenisikan masalah memberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan, memperjelas kesalahan konsep dan solusi pemecahan masalah.
NDX 5
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses pengobatan.
Tujuan:
- menyatakan pemahaman proses penyakit.
- Berpartisipasi dalam proses pengobatan
Intervensi
1. kaji ulang proses penyakitb pengalaman pasien
Rasional: memberikan dasar pengetahuan di mana pasien dapat membuat pilihan informasi terapi.
2. Dorong menyatakan rasa takut/perasaan dan perhatian.
Rasional: membantu pasien mengalami perasaan dapat merupakan rehabilitasi vital.

2 komentar:

  1. hay, nining...!
    Ternyata kau Aktif juga di Blog ya...
    Aku minta n Copy Hipertropi prostatmu nah...
    Syawir

    BalasHapus