Minggu, 04 Desember 2011

JURNAL PERANAN MANAJEMEN K3 DALAM PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI

PERANAN MANAJEMEN K3 DALAM
PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI

Bambang Endroyo

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (UNNES)

ABSTRAK
Satu dari beberapa karakteristik proyek konstruksi yaitu mempunyai resiko yang tinggi terhadap kecelakaan. Dengan semakin banyaknya penggunaan alat-alat kerja yang canggih, walaupun telah dilengkapi dengan sistem keamanan, resiko kecelakaan tetap semakin besar. Selanjutnya sesuai teori Maslow, kebutuhan rasa aman akan muncul setelah kebutuhan tingkat pertama (phisik dan biologis) terpenuhi, sehingga mulai sekarang keselamatan merupakan hal yang harus diusahakan pemenuhannya. Teori lama menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena kesalahan pekerja (individual). Sekarang, kecelakaan dianggap akibat dari faktor organisasi dan manajemen yang salah. Sejalan dengan teori-teori terbaru, maka peran manajemen sangat berarti dalam pencegahan kecelakaan. Dalam tulisan ini, peran manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dibahas dari fungsifungsi manajemen, sumber-sumber daya yang digunakan, dan aspek lain yang relevan.

Kata kunci: keselamatan kerja, kecelakaan konstruksi, manajemen, organisasi
I. PENDAHULUAN
Angka kecelakaan kerja di Indonesia masih termasuk buruk. Pada tahun 2004 saja, lebih dari seribu tujuh ratus pekerja meninggal di tempat kerja. Menurut Juan Somavia, Dirjen ILO, industri konstruksi termasuk paling rentan kecelakaan, diikuti dengan anufaktur makanan dan minuman (Kompas, 1/05/04). Tidak saja di negara-negara berkembang, di negara maju sekalipun kecelakaan kerja konstruksi masih memerlukan perhatian serius. Penelitian yang dilakukan oleh Duff (1998) dan Alves Diaz (1995) menyatakan hasil analisa statistik dari beberapa negara-negara menunjukkan peristiwa tingkat kecelakaan fatal pada proyek konstruksi adalah lebih tinggi dibanding rata-rata untuk semua industri, dalam Suraji (2000). Dahulu, para ahli menganggap suatu kecelakaan disebabkan oleh tindakan pekerja yang salah. Sekarang anggapan itu telah bergeser bahwa kecelakaan kerja bersumber kepada faktor-faktor organisasi dan manajemen. Para pekerja dan pegawai mestinya dapat diarahkan dan dikontrol oleh pihak manajemen sehingga tercipta suatu kegiatan kerja yang aman. Sejalan dengan teori-teori penyebab kecelakaan yang terbaru, maka pihak manajemen harus bertanggungjawab terhadap keselamatan kerja para pekerjanya. Tulisan ini akan membahas peranan manajemen dalam usaha-usaha pencegahan kecelakaan kerja di proyek konstruksi.

II. PEMBAHASAN
Sebagai suatu kegiatan industri, proyek konstruksi mempunyai berbagai sumber (resources). Menurut Harold Kerzner (1995), sumber-sumber itu adalah manusia, uang, peralatan, fasilitas, material dan informasi. Beberapa ahli yang lain mengemukakan bahwa sumber-sumber tersebut dapat disingkat menjadi 5M yaitu Man. Material, Money, Machine, dan Method. Semua fungsi manajemen harus dikenakan kepada semua komponen usaha tersebut. Pada aspek manusia, diperlukan perencanaan/ pengaturan tentang jam kerja, istirahat kerja, pelatihan, dan pengarahan tentang K3.
Pada aspek uang, diperlukan alokasi biaya untuk pencegahan kecelakaan. Saat ini biaya K3 belum secara eksplisit tercantum dalam penawaran biaya proyek, sementara para kontraktor sudah dibebani dengan biaya asuransi jaminan kecelakaan kerja. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep 196/Men/1999 tentang penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja harian lepas, borongan dan perjanjian kerja waktu tertentu pada sektor jasa konstruksi, diatur sebagai berikut: (lihat tabel 1)
Seharusnya besar biaya keselamatan kerja ini secara eksplisit dimasukkan dalam penawaran proyek, sehingga terjamin pelaksanaannya. Dalam proyek perumahan, tingkat sistem kompetisi cenderung memaksimalkan produktivitas dan meminimalkan harga, juga untuk biaya keselamatan, Johnson (1996). Manajemen keselamatan kerja yang efektif akan menguntungkan perusahaan karena kecelakaan akan menimbulkan biaya langsung maupun biaya tidak langsung (Levitt, 1993). Biaya langsung terdiri dari biaya medis, premi untuk asuransi, kerugian hak milik, Oberlender (2000). Biaya tak langsung adalah biaya tambahan lain, pengurangan produktivitas, keterlambatan jadwal, bertambahnya waktu administratif, kerusakan fasilitas, dan hal yang makin sulit diukur tetapi riil yaitu penderitaan manusia dan menurunnya moril, Levitt (1993). Juga nama perusahaan akan terkena dampak buruk yang dapat berakibat berkurangnya pelanggan yang jelas berpengaruh terhadap masuknya dana perusahaan.
Berdasarkan komponen material dan mesin/ alat yang dipakai, haruslah digunakan yang sesuai dengan standar yang disyaratkan. Penggunaan/pembuatan beton harus yang sesuai dengan kekuatan yang ditetapkan oleh spesifikasi, karena penggunaan beton yang kurang akan dapat menyebabkan kecelakaan baik selama tahap kontruksi maupun tahap pemanfaatan bangunan. Begitu pula dengan material yang lain. Alat/mesin yang dipakai harus dijamin yang masih dalam kondisi baik yang dibuktikan dengan perawatan yang teratur dan sertifikat kemampuan alat yang masih berlaku. Keran (crane) dan rantai baja misalnya harus betul-betul dicek dari segi keselamatan pemakaiannya.
Metode kerja/pelaksanaan berkembang karena tuntutan manusia untuk membangun di tempat-tempat yang sulit dengan bentuk bentuk bangunan yang sangat bervariasi/sulit, serta keinginan penggunaan dana yang minimal. Metode kerja/pelaksanaan yang diciptakan itu harus ditinjau dari segi keselamatan. Dengan kata lain, alat-alat keselamatan apa yang harus disediakan dalam menggunakan suatu metode pelaksanaan? Proyek proyek gedung Jakarta Tower, jembatan Barelang, jembatan Suramadu dan proyek besar lainnya jelas memerlukan metode pelaksanaan yang harus dikenali hazard yang ada sedini mungkin.
Informasi, merupakan sumber yang sekarang sampai masa datang sangat berperan dalam pencegahan kecelakaan. Informasi tentang kecelakaan dan sebab-sebab nya dapat ditampung dalam suatu file yang terbuka untuk umum sehingga para pelaksana/kontraktor suatu pekerjaan dapat mengakses informasi tentang kecelakaan yang timbul pada pekerjaan sejenis. Selanjutnya mereka diharapkan dapat menghindari kecelakaan itu. Informasi-informasi tersebut dapat dihimpun dalan suatu web-site sehingga semua pihak dapat mengakses setiap saat. Perlunya dukungan computer-based system dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah diusulkan oleh Goh YM (2004).

Daftar Besarnya Iuran Jamsostek Untuk Proyek Konstruksi (diolah)
Besar/nilai
Proyek Biaya proyek (X) dalam juta rupiah
Besar iuran 100 jt - 500 jt 500 jt – 1 M 500 jt – 1 M > 5 M
Besar iuran 0,24 % 0,24 % 100 jt +
0,19%(X-100 jt) 0,24% 100 jt +
0,10% 400 jt +
0,15%(X-500 jt) 0,24% 100 jt+
0,10% 400 jt +
0,15% 500 jt +
0,12%(X-1 M) 0,24% 100 jt+
0,10% 400 jt +
0,15% 500 jt +
0,12%(X-1 M)


III. KESIMPULAN
Dengan meningkatnya penggunaan alat-alat yang lebih canggih dan tantangan pekerjaan teknik sipil yang semakin sulit, maka angka kecelakaan kerja konstruksi bisa semakin tinggi. Sedangkan pada pihak pekerja, kebutuhan akan keselamatan kian menjadi tuntutan seiring dengan telah mulai terpenuhinya kebutuhan dasar. Oleh karena itu mulai sekarang harus ada usaha-usaha serius untuk mengurangi kecelakaan kerja konstruksi. Manajemen K3 sangat berperan dalam pencegahan kecelakaan di proyek konstruksi. Peran tersebut mulai dari perancanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan. Selanjutnya dapat pula ditinjau dari komponen manusia, material, uang, mesin/alat, metode kerja, informasi.


DAFTAR PUSTAKA

Andi, Model Persamaan Struktural Pengaruh Budaya Keselamatan Kerja pada Perilaku Pekerja di Proyek Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil Volume 12 No. 3, Juli 2005

Barrie, Donald S. et. al. Manajemen Konstruksi Profesional. Terjemahan oleh Sudinarto: Penerbit Erlangga. Jakarta ,1990

Cua, D.K.H dan Y M Goh, Incident Causation Model for Improving Feedback of Safety Knowledge. Journal of Construction Engineering and Management, July/Aug 2004

Europan Construction Institute total Project Management of Construction Safety, Health and Environment. Thomas Telford. 1995

Fiegenbaum, Armand V. Total Quality Control. McGraw-Hill,1991

Goh, YM , Modifikasi Loos Causation Model. Journal of Contruction Engineering and Management, July- Agustus 2004

Hinze, W. Jimmie. Construction Safety. Prentice-Hall, Inc. 1997

Howarth, Tim. et.al. A Review of The Construction (Design and Management) Regulations. Sixteenth Annual Conference 2000 September 6-8, Glasgow Caledonian University Volume 1. 2000

Jaselskis, Edward J. et. al. Strategies for Achieving Excellence in Construction Safety Performance. Journal of Construction Engineering and Management, March 1996

Johnson, Holly M; Amarjit Singh; Reginald H F Young Fall Protection Analysis for Workers on Residental Roofs. Journal ofConstruction Engineering and Management, Sept-Okt 1998

Kerzner, Harold . Project Management. New York: Van Nostrand Reinhold. 1995

Koehn, Enno et. al. Safety in Defeloping Countries: Professional and Bureaucratic Problems. Journal of Construction Engineering and Management, September 1995 hal. 261 – 265, 1995

Levitt, Raymond E and Nancy M Samelton. Construction Safety Management. New York: John Wiley & Sons, Inc. 1993 Levy, Sidney M . Project Manajement in Construction. McGraw-Hill. 2002

Mohamed, Sherif Safety Climate in Construction Site Environments. Journal of Contruction Engineering and Management, Sept-Okt 2002

Oberlender, Garold D. Project Management for Engineering and Construction. McGraw-Hill.2000

Suhendro, Bambang. Pengembangan Teknik Sipil Struktur Masa Depan dan Kaitannya dengan Bidang-bidang Lain, pidato pengukuhan jabatan Guru Besar pada Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, 5 April 2003.

Suma’mur. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Gunung Agung. 1981

Suraji, Akhmad. Incorporating Constructability Factors into Design for a Safe Construction Process.2001

Suraji, Akhmad dan A. Roy Duff . Constraint- Response Theory of Construction Accident Causation. The International Conference on Designing for Safety, ECI/CIB/HSE, London, 2000

Suraji, Akhmad, et. al. Development of Causal Model of Construction Accident Causation. Journal of Construction Engineering and Management hal. 343, July-August 2001

Suraji, Akhmad, et. al. Total Safety Control. International Building Control Conference, Kualalumpur, Mei 2004.

Tang, SL et al Costs Of Construction Accidents In Sosial And Humannity Context. The Ninth East Asia Pacific Conference on Structural Engineering and Construction 2004.

Tom Will. Working Safely in Global Construction, Rohm and Haas Company. 2004

Yasin, Nazarkhan.. Mengenal Kontrak Konstruksi di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2003

Harian Suara Merdeka, Kompas, Kedaulatan Rakyat, Media Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar