Sabtu, 12 Februari 2011

Analgesik Intravena

Anastetik intravena lebih banyak digunakan dalam tahun-tahun terakhir ini baik sebagai adjuvan bagi anastetik inhalasi maupun sebagai anastetik tunggal karena tidak diperlukan peralatan yang rumit dalam penggunaannya.
Tujuan pemberiannya adalah :
1. Induksi anatesia
2. Induksi dan pemeliharaan anastesia pada tindak bedah singkat
3. Menambah efek hipnosis pada anastesia atau analgesia lokal
4. Menimbulkan sedasi pada tingkat medik
Anastesia intravena ideal adalah :
1. Cepat meghasilkan hipnosis
2. Mempunyai efek algesia
3. Menimbulkan amnesia pasca-anastesia
4. Dampak buruknya mudah dihilangkan oleh antagonisnya
5. Cepat dieliminasi oleh tubuh
6. Tidak atau sedikit mendepresi fungsi respirasi dan kardiovaskular
7. Pengaruh farmakokinetiknya tidak bergantung pada disfungsi organ.
Kriteria ini sulit dicapai oleh satu macam obat, maka umumnya digunakan kombinasi beberapa obat atau digunakan cara anastesia yang lain. Kebanyakan anastetik intravena yang digunakan untuk induksi, tetapi kini anastetik intravena digunakan untuk pemeliharaan anastesia atau dalam dikombinasi dengan anastetik inhalasi sehingga dimungkinkan penggunaan dosis anestesik inhalasi yang lebih kecil dan efek anastetik lebih mudah menghasilkan potensiasi atau salah satu obat dapat mengurangi efek buruk obat lainnya.
Contoh dari anestetika intravena yaitu tiopental, diazepam, dan midazolam, ketamin, dan propofol. Obat-obat ini juga dapat diberikan dalam suppositoria secara rektal, tetapi resorpsinya kurang teratur. Terutama digunakan untuk mendahului (induksi) anestesi total, atau memeliharanya, juga sebagai anestesi pada pembedahan singkat.
Sebagai anestetika inhalasi digunakan gas dan cairan terbang yang masing-masing sangat berbeda dalam kecepatan induksi, aktivitas, sifat melemaskan otot maupun menghilangkan rasa sakit. Untuk mendapatkan reaksi yang secepat-cepatnya, obat ini pada permulaan harus diberikan pada dosis yang tinggi, yang kemudian diturunkan sampai hanya sekedar memelihara keseimbangan antara pemberian dan pengeluaran (ekshalasi). Keuntungan anestetika inhalasi dibandingkan dengan anestetika intravena ialah kemungkinan untuk dapat lebih cepat mengubah kedalaman anestesi dengan mengurangi konsentrasi dari gas/uap yang diinhalasi.
Kebanyakan anestetika umum tidak dimetabolisme oleh tubuh, karena tidak bereaksi secara kimiawi dengan zat-zat faali. Oleh karena itu, teori yang mencoba menerangkan khasiatnya selalu didasarkan atas sifat fisiknya, misalnya tekanan parsial udara yang diinhalasi, daya fusi dan kelarutannya dalam air, darah dan lemak. Semakin besar kelarutan suatu zat dalam lemak, semakin cepat difusinya ke dalam jaringan lemak dan semakin cepat tercapainya kadar yang diinginkan dalam SSP.
Mekanisme kerjanya berdasarkan perkiraan bahwa anestetika umum dibawah pengaruh protein SSP dapat membentuk hidrat dengan air yang bersifat stabil. Hidrat-gas ini mungkin dapat merintangi transmisi rangsangan di sinaps dan dengan demikian mengakibatkan anestesia.
Salah satu obat yang digunakan sebagai anestesi ialah eter yang biasanya terdapat dalam bentuk diethylether. Eter berupa cairan dengan bau khas yang sangat mudah menguap dan juga menyala, juga eksplosif. Khasiat analgesia dan anestetisnya kuat dengan relaksasi otot baik. Eter digunakan digunakan pada berbagai jenis pembedahan, terutama bila relaksasi otot. Sebagian besar eter diinhalasi, dikeluarkan melalui paru-paru dan sebagian kecil dimetabolisasikan di hati. Batas keamanannya lebar. Eter mudah melewati plasenta. Eter memiliki efek samping dalam merangsang mukosa saluran nafas, hingga perlu diberikan pre-medikasi berupa morfin-atropin 10-0,25 mg. berhubung dengan kelarutannya yang baik dalam darah, induksi berjalan dengan lambat dan sering kali disertai ketegangan. Efek ludah dan sekret bronchi, sedangkan pengeluaran urin berkurang. Pemulihannya lambat dan disertai efek tidak enak. Biasanya digunakan campuran 6-7 % dengan udara melalui sistem terbuka atau tertutup.

Obat anastesi intravena
• Natrium Tiopental
Berupa bubuk kuning yang bila akan digunakan dilarutkan dalam air menjadi larutan 2,5% atau 5%.Indikasi pemberian thiopental adalah induksi anastesi umum,operasi/tindakan yang singkat.keuntungannya adalah induksi mudah dan cepat tidak ada delirium,masa pemulihan cepat tidak ada iritasi mukosa jalan nafas,sedangkan kerugiannya adalah dapat menyebabkan depresi pernafasan,depresi kardiovaskular,cenderung menyebabkan spasme laring,relaksasi otot perut kurang dan bukan analgetik.

• Ketamin
Pemakaian ketamin adalah prosedur dengan pengendalian jalan nafas yang sulit,prosedur diagnosis,tindakan ortopedi,pasien resiko tinggi,tindakan operasi sibuk dan asma

• Droperidol
Adalah turunan butirofenon dan merupakan antagonis reseptor dopamine.digunakan sebagai premedikasi dan sedasi pada anastesi regional . obat anastetik ini juga dapat digunakan untuk membantu prosedur intubasi,bronkoskopi,esofagoskopi dan gastroskopi.dapat menimbulkan reaksi ekstrapiramidal yang dapat diatasi dengan pemberian difenhidramin

• Diprivan
Adalah campuran 1% obat dalam air dan emulsi berisi 10% minyak kedelai 2,25% gliserol dan lesitin telur.sebaiknya menyuntikkan obat anastetik ini pada vena besar karena dapat menimbulkan nyeri pada pemberian intravena.

Ciri berbagai anastetik intravena
Nama obat Induksi dan pemulihan keterangan

Tiopental
Cepat dengan suntikan bolus Obat baku untuk induksi, depresi kardoivaskular, nekrosis pada ekstravasasi, KI pada pofiria
Ketamin Sedang saja
Indikasi terbaik untuk pasien dengan resiko hipotensi atau asma Merangsang kardivaskular, aliran darah, ke otak meningkat, ada reaksi pada pemulihan KI pada pasien dengan iskemia otak dan operasi mata terbuka
Etomidat Induksi cepat, pemulihan sedang saja
Indikasi utama adalah pasien dengan resiko hipotensi Kardiovaskular stabil, gerak otot, menekan pembentukan steroid
Tidak mempunyai efek analgesik sehingga perlu ditambahkan opioid.
Midazolam
nduksi dan pemulihan lambat Untuk anastesia berimbang dan sedasi, kaediovaskular stabil, amnesia akut
Propofol
Induksi dan pemulihan cepat
Menimbulkan efek samping hipotensi berat
Untuk induksi dan pemeliharaan anastesia, hipotensi, antiemetik

Fentanil Induksi dan pemulihan lambat, antidotumnya nalokson
Efek sampingnya, kekakuan otot Untuk induksi dan pemeliharaan anastesia, analgesik kuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar